1. Latar Belakang
Setelah
Yosua berhasil memimpin bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan Yosua 3: 17.
Maka Allah kembali berfirman kepada Yosua untuk mengambil batu dari
tengah-tengah sungai Yordan sesuai
dengan jumlah suku mereka. Batu-batu itu di tegakkan di Gilgal, sebagai
batu-batu peringatan bagaimana Israel harus memberitahukan kepada anak cucu
mereka kelak bahwa Tuhan telah mengeringkan sungai Yordan sehingga bangsa
Israel dapat berjalan melewati sungai di tanah yang kering. Yosua 4: 20-22.
Bangsa
itu telah keluar dari sungai Yordan pada tanggal sepuluh bulan pertama dan
mereka berkemah di Gilgal dibatas timur Yerikho. Yosua 4: 19.
Kemudian Tuhan berfirman kepada Yosua untuk menyunat mereka semua. Hal ini
merupakan persiapan bangsa Israel untuk mengempur Yerikho. Terlebih sunat itu
sebagai tanda pembaharuan perjanjian Allah dengan bangsa Israel.
2.
Frasa
atau Kalimat yang Penting
Ayat 1 Ketika semua raja orang Amori di sebelah barat sungai
Yordan dan semua raja orang Kanaan di tepi laut mendengar, bahwa TUHAN telah
mengeringkan air sungai Yordan di depan orang Israel, sampai mereka dapat
menyeberang, tawarlah hati mereka dan hilanglah semangat mereka menghadapi
orang Israel itu. (Jos 5:1 ITB) neither was there spirit in them any
more, (Jos 5:1 KJV) that their hearts melted : tawarlah hati mereka: וַיִּמַּ֣ס neither
was there spirit in them any more: tidak ada semangat didalamnya lagi. BIS menerjemahkan, Maka mereka menjadi takut dan
gentar karena orang Israel.
the reproach (Jos 5:9 NAS) "Today I have rolled away the
reproach of Egypt from you."
(Jos 5:9 NAS) חֶרְפַּ֥ת (Jos 5:9 WTT)
Ayat 2: Joshua 5:2 Pada waktu itu berfirmanlah TUHAN kepada Yosua:
"Buatlah pisau dari batu dan sunatlah lagi orang Israel itu, untuk kedua
kalinya."
Ayat 9 Dan berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: "Hari ini telah Kuhapuskan
cela Mesir itu dari padamu." Itulah sebabnya nama tempat itu
disebut Gilgal sampai sekarang. (Jos 5:9 ITB) חֶרְפַּ֥ת: kherfat: the reproach. kata benda feminim tunggal kontruk yang artinya cela atau celaan.
Ayat 12 And the manna ceased on the morrow after they had eaten of the old
corn of the land; neither had the children of Israel manna any more; but
they did eat of the fruit of the land of Canaan that year.
(Jos 5:12 KJV).
וַיִּשְׁבֹּ֙ת
: Wisybor: tensenya qal waw consus imperfek orang ke 3
maskulin singular. Ceased:artinya berhenti.
Ayat 13 And it came to pass, when Joshua was by Jericho, that he
lifted up his eyes and looked, and, behold, there stood a man over against
him with his sword drawn in his hand: and Joshua went unto him, and
said unto him, Art thou for us, or for our adversaries?
(Jos 5:13 KJV)
Ayat 14 And he said, Nay; but as captain of the host of the LORD am I now come.
And Joshua fell on his face to the earth, and did worship, and said unto him,
What saith my lord unto his servant? (Jos 5:14 KJV)
Ayat 15 And the captain of the LORD'S host said unto
Joshua, Loose thy shoe from off thy foot; for the place whereon thou
standest is holy.
And Joshua did so. (Jos 5:15 KJV
3. Tafsiran
Dalam
Yosua pasal 5 mencatat bagaimana bangsa Israel disunat kembali dan melakukan
perayaan Paskah. Dalam ayat yang pertama dapat diketahui bagaimana ketakutan
besar yang dialami oleh musuh-musuh Israel hal ini disebabkan karena Tuhan telah
melakukan perkara besar bagi Israel. Tuhan telah membuat sungai Yordan terpisah
sehingga bangsa Israel dapat menyeberang ditanah yang kering. Hal inilah yang
membuat raja-raja orang Amori di sebelah barat sungai Yordan dan raja-raja
Kanaan menjadi takut dan patah semangat. Membuat hati mereka menjadi tawar
untuk menghadapi Israel. Semangat mereka telah hilang setelah melihat dan
mendengar kedahsyatan Allah Israel yang berjalan memimpin bangsa Israel
menyeberangi sungai Yordan.
Selanjutnya Allah berfirman kepada Yosua untuk membuat
pisau dari batu dan menyunat Israel untuk kedua kalinya. Penyunatan ini
dilakukan di Bukit Kulit Khatan. Yosua 5: 3. Ayat 4-8 Penyunatan dilakukan sebab semua orang semua orang yang keluar dari Mesir, yakni yang laki-laki,
semua prajurit, telah mati di padang gurun di tengah jalan, setelah mereka
keluar dari Mesir. Belum disunat. Yosua 5: 6-8
mengatakan:
Sebab empat puluh
tahun lamanya orang Israel itu berjalan melalui padang gurun, sampai habis mati
seluruh bangsa itu, yakni prajurit yang keluar dari Mesir, yang tidak
mendengarkan firman TUHAN. Kepada mereka itu TUHAN telah bersumpah, bahwa Ia
tidak akan mengizinkan mereka melihat negeri yang dijanjikan TUHAN dengan
bersumpah kepada nenek moyang mereka akan memberikannya kepada kita, suatu
negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Tetapi anak-anak mereka yang
telah dijadikan-Nya ganti mereka, mereka itulah yang disunat Yosua, sebab
mereka belum bersunat, karena mereka tidak disunat dalam perjalanan. Setelah
seluruh bangsa itu selesai disunat, maka tinggallah mereka di tempatnya
masing-masing di perkemahan itu, sampai mereka sembuh.
Di padang gurun sunat tidak diadakan, sekarang hal itu
dilakukan dengan pisau batu.
Sunat dilakukan sebagai bentuk pembaharuan perjanjian Allah dengan Israel. Hal
ini disebabkan karena pemberontakkan bangsa Israel yang bersungut-sungut kepada
Tuhan sebagai akibatnya mereka tidak dijinkan untuk memasuki tanah perjanjian
kecuali Yosua dan Kaleb. Bilangan 14: 28-35. Semua orang yang memberontak dibinasakan
oleh Tuhan dipadang gurun. Maka dengan
adanya sunat mengingatkan bagaimana Tuhan mengikat perjanjian dengan Israel.
Ayat
8-9
setelah mereka disunat mereka tinggal di kemah sampai sembuh kembali.
Penyunatan semacam ini pada waktu mereka ada di negeri musuh adalah perbuatan
yang timbul dari kepercayaan, mereka percaya bahwa Tuhan yang akan melindungi
mereka terhadap musuh.
Pembaharuan upacara sunat pasal 5 juga
merupakan dedikasi ulang pada perjanjian sebagai persiapan bagi Allah untuk
memenuhi janji-Nya.
Sunat juga menjadi tanda bagaimana Allah menghapuskan
cela Mesir atas Israel. Dengan Tuhan membersihkan mereka dari segala aib Mesir.
Sesudah orang Israel keluar dari Mesir mereka diejek oleh orang Mesir, oleh
karena mereka tinggal mengembara sejak dipadang gurun. Bilangan 14: 13-16,
Ulangan 9: 29.
Itulah sebabnya tempat itu dinamakan Gilgal. Penjelasan
nama-nama tempat seperti itu masuk dalam kelompok legenda atau riwayat yang
disebut “etiologi” istilah ini
diturunkan dari kata Yunani aitiologia berasal
dari aiti : penyebab dan logia:
deskripsi yang artinya pekerjaan menentukan penyebab asal-usul atau
alasan dari sesuatu ini dipakai dalam telaah-telaah Alkitab untuk menjelaskan
riwayat-riwayat bagaimana sebuah nama, kebiasaan atau pranata bisa terbentuk.
Kitab Yosua berisi contoh-contoh seperti itu.
ayat
10 sesudah
itu orang Israel merayakan paskah. Paskah diadakan pada hari ke 14 bulan itu,
sedangkan sunat dilakukan pada hari ke sebelas pada bulan yang sama. Kesembuhan
yang begitu cepat dari sunat yang sembuh secara normal, dalam tiga hari mereka
sembuh ini sudah pasti adalah mujizat dari Tuhan.
Ayat
11-12 orang Israel masuk ke Kanaan tepat menjelang panen,
sedang gandum sudah masak untuk dituai. Hal ini juga merupakan rencana Tuhan.
Bersamaan dengan masuknya Israel ke Kanaan, berhentilah manna yang selama ini
menjadi makanan mereka dipadang gurun.
ayat
13-15 Yosua melayangkan pandangannya dilihatnya seorang
laki-laki berdiri di depanya dengan pedang terhunus. Orang ini sudah pasti
adalah Tuhan. Ada yang mengatakan bahwa laki-laki ini adalah Tuhan Yesus.
Biasanya dianggap sebagai penampakkan pra-penjelmaan Tuhan Yesus (salah satu
dari beberapa Kristofani di dalam PL).
kehadiran-Nya menunjukkan keberlangsungan kepemimpinan dan perhatian ilahi
terhadap bangsa Israel, dan sekali lagi mengingatkan akan fakta kesucian Allah.
Sekalipun Yosua adalah pemimpin manusiawi bangsa itu, pada hakikatnya llah
Tritunggal terus mempertahankan kepemimpinan ilahi-Nya. Penunjukan Yosua
sebagai pemimpin tidaklah menyebabkan Allah mengundurkan diri. Pertemuan Yosua
dengan Panglima Balatentara Tuhan menjadi tanda penyertaan Tuhan dalam
perebutan tanah Kanaan. Disamping itu Yosua semakin mengerti bahwa meskipun
mereka (orang Israel) yang berperang tetapi peperangan yang sebenarnya adalah
peperangan di dunia yang tidak kelihatan dan kemenangan Israel adalah karena
Kuasa Tuhan.
4.
Makna
Teologis
1. Allah adalah Allah yang Setia dan
konsisten
Kesetiaan dan kekonsistenan Allah dalam
peristiwa ini dapat dilihat dari beberapa
hal yaitu: (1) Allah berulang
kali memberikan janji kepada Israel bahwa Allah akan memberikan tanah
perjanjian yang berlimpah susu dan madunya. Janji ini pertama kali diberikan
kepada Abraham Kejadian 1: 1. Janji ini yang kemudian juga diberikan kepada
nenek moyang bangsa Israel. Yaitu Ishak, dan Yakub. Janji bahwa Allah akan
memberikan tanah ini kemudian akan dinyatakan dan Yosualah yang diperintahkan
memimpin bangsa Israel memasuki tanah perjanjian. (2) Sunat adalah suatu perintah yang juga diberikan kepada bangsa
Israel. Sunat pertama kali juga dilakukan oleh Abraham Kejadian 17. Sunat
adalah tanda perjanjian Allah dengan Israel. dengan sunatlah yang membedakan
Israel dengan bangsa-bangsa lainnya. Israel adalah bangsa pilihan Allah. (3) Setelah Musa meninggal, Yosua
mendapat tugas dari Allah untuk memimpin bangsa Israel memasuki negeri
perjanjian. Allah sendiri yang memilih Yosua dan Allah sendiri yang berjanji
akan menyertai Yosua sebagaimana Ia menyertai Musa. Yosua 1: 5. Allah berjanji
akan membesarkan nama Yosua. Janji Allah ini dinyatakan pertama kali ketika Yosua berhasil memimpin bangsa Israel
berjalan melewati sungai Yordan ditanah yang kering Yosua 3: 17. Kini kembali
Allah memperbaharui perjanjian-Nya lewat penyunatan kembali. Selain itu
Balatentara Allah menampakkan diri kepada Yosua dan berjanji akan menyertai
Yosua dalam memasuki tanah Kanaan. Yosua 5: 13-15. Janji penyertaan Tuhan atas
Yosua dinyatakan bertemunya Yosua dengan malaikat (Balatentara Allah).
Ada empat peristiwa yang menyadarkan
seluruh bangsa Israel akan kelanjutan bahwa mereka berada di tanah perjanjian.
1. Mereka
mendirikan dua tugu peringatan untuk mengabadikan kenangan-kenangan atas
kelepasan ilahi.
2. Mereka
merayakan Paskah untuk mengingatkan generasi yang baru akan kelepasan mereka dari
tanah Mesir.
3. Mereka
melaksanakan upacara sunat yang menyadarkan mereka bahwa mereka adalah umat
perjanjian Allah
4. Pemberian
manna dihentikan dan makanan mereka datang dari negeri yang telah mereka
masuki.
Lagi
pula Allah menampakkan diri-Nya dengan rupa seorang laki-laki kepada Yosua dan
mengingatkan bahwa ia hanya sebagai seorang hamba dan harus tunduk kepada
penglima balatentara Tuhan. Yosua 5: 13-15.
2. Allah yang kudus: Allah adalah Allah yang Kudus. Allah membenci
kenajisan. Bangsa Israel harus kembali disunat sebagai tanda bahwa Israel telah
“dikuduskan” oleh Allah.
3. Allah adalah Allah yang mahakuasa, hal
ini terbukti dengan mujizat yang dilakukan oleh Allah kepada Israel. khususnya
dalam hal sunat. Kesembuhan mereka dari sunat hanya butuh wkatu 3 hari. Ini
semua adalah bukti mujizat kemahakuasaan Allah.
5.
Aplikasi
Dengan
melihat peristiwa dalam Yosua 5: 1-15 kita dapat menarik hal-hal yang
dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Kita
harus selalu percaya bahwa Tuhan selalu bersama dengan kita dalam keadaan dan
situasi apapun kasih Allah tidak pernah berubah. Ibrani 13: 8 Allah tetap konsisten dengan semua
janji-janji-NYA.
2. Sebagaimana
Allah adalah Allah yang setia kita juga harus selalu setia kepada Allah
sepenuhnya.
3. Kita
harus mengandalkan dan percaya serta bersandar sepenuhnya kepada Allah. Segala
keberhasilan dan kemampuan kita bukanlah apa-apa dan tidak ada artinya jika
Tuhan tidak bersama dengan kita. Bahkan keberhasilan kita akan sia-sia jika
Tuhan tidak ada bersama kita.
4. Menjadi
anak Tuhan janganlah takut bahwasanya Tuhanlah yang selalu membela kita dalam
segala perkara. Kesulitan yang ada sepenuhnya kita serahkan kepada-Nya.
Sebagaimana Tuhan Yang berperang untuk
Israel Tuhan juga yang akan berperang untuk kita.
Daftar Pustaka
__________________Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab
Indonesia, 2002.
Hill, Andrew E. Survei Perjanjian Lama. Malang: Gandum
Mas, 1996.
Holdcroft, L. Thomas. Kitab-Kitab Sejarah. Malang : Gandum
Mas, 1992. Bakker,F.L. Sejarah Kerajaan
Allah. Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1990) 396.
Schultz,
Samuel J. Pengantar Perjanjian Lama: Taurat dan Sejarah. Malang:
Gandum Mas, 1983.
Snoek,I. Sejarah Suci. Jakarta: BPK. Gunung
Mulia, 2010.